Pages

Wednesday, May 1, 2019

Refleksi Hari Buruh di Negeri Serambi Makkah

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh, Syahrul Putra Mutia, secara terpisah mengakui bahwa hak dan jaminan kesejahteraan buruh masih terabaikan saat ini. Kondisi ini menurutnya berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa Indonesia sudah lama merdeka.

Usia kemerdekaan Indonesia yang memasuki 74 tahun harusnya padan dengan langkah pemerintah dalam memenuhi hak dasar warga negara termasuk hak dan jaminan kesejahteraan buruh. Ia menilai negara telah abai.

Pengawasan negara terhadap perusahaan menurutnya sangat kurang. Padahal, banyak perusahaan melakukan pelanggaran, seperti, tidak memenuhi jaminan pekerja, memberi upah di bawah ketetapan, serta melakukan PHK sepihak tanpa pesangon.

Setidaknya, ada 300 kasus ketenagakerjaan tengah ditangani LBH Banda Aceh saat ini. PHK sepihak tanpa pesangon oleh salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Aceh Tamiang salah satu contohnya.

"Hari Buruh hanya menjadi wacana libur nasional semata. Semestinya, Hari Buruh yang telah diakui secara nasional ini menjadi simbol rujukan pemerintah dalam memenuhi hak buruh," dia menegaskan.

Refleksi May Day

Seperti kata Syahrul, 1 Mei menjadi hari libur nasional di Indonesia sejak ditetapkan pada masa pemerintahan SBY tahun 2014 lalu. Serentetan sejarah terjadi sehingga May Day menjadi hari libur seperti saat ini.

Asal-usul May Day berasal dari penanggalan kuno Inggris Saxon menurut sejumlah sumber. Hari yang menjadi ajang penyampaian aspirasi bagi kelompok buruh dan kelompok protes lainnya ini lahir dengan memakan tumbal.

Pada akhir abad ke-19, May Day menjadi hari yang dikaitkan dengan perjuangan hak pekerja. Pada 1886, empat orang ditembak mati oleh polisi Chicago saat melakukan protes menuntut pemberlakuan 8 jam kerja.

Pada 1889, sebuah kelompok di Paris memutuskan May Day menjadi hari spesial untuk mengenang empat orang tersebut. Hingga hari ini, 1 Mei masih diisi dengan tuntutan yang sama: upah setara peluh.

"Patut kita catat, 1 Mei bukan lebaran buruh. Tapi, hari berkabung. Sejak didengungkan pertama kali sampai sekarang, May Day masih berkutat di isu yang sama. Selama hubungan antara pemilik modal dan pekerja diwarnai relasi yang tak simetris, mengisap," kata Riyan (29), seorang pemuda yang bekerja di sebuah perusahaan ekstraktif.

Simak video pilihan berikut ini:

Kabar duka datang di peringatan Hari Buruh 2019. Dua wartawan diduga mengalami kekerasan oleh sekelompok polisi.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2GOFKgk
May 01, 2019 at 06:01PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2GOFKgk
via IFTTT

No comments:

Post a Comment